Design Model

 Di dalam pekerjaan software enginnering, dibuat dua kelas model yaitu : analisis model dan design model. Design model merepresentasikan karakteristik yang mebantu membangun  software  secara efektif, yaitu arsitektur, antar-muka pengguna (user interface), dan component-level detail.
 
Software design model sama seperti rencana arsitektur untuk sebuah rumah. Dimulai dengan mewakili totalitas hal yang akan dibangun dan perlahan-lahan menyaring hal untuk memberikan petunjuk dalam membangun setiap detail. Dengan cara yang sama, model desain yang dibuat untuk software  menyediakan berbagai pandangan yang berbeda dari sistem.
Beberapa metode adalah data-driven, memungkinkan struktur data untuk mendikte arsitektur program dan komponen pengolahan yang dihasilkan. Pola driven lainnya, dengan menggunakan informasi tentang masalah domain (the analysis model) untuk mengembangkan gaya arsitektur dan pengolahan patterns. Masih berbeda dengan object-oriented, menggunakan obyek masalah domain sebagai driver untuk pembentukan struktur data dan metode yang memanipulasinya. Namun semua mencakup seperangkat prinsip-prinsip desain yang dapat diterapkan terlepas dari metode yang digunakan:


  1. Domain: Arsitektur

Software architecture adalah kerangka sistem yang akan dibangun. Ini mempengaruhi antarmuka (interface), struktur data, program control flow dan perilaku, cara testing yang dapat dilakukan,  pemeliharaan sistem resultan, dan banyak lagi. Untuk semua lasan ini, desain harus dimulai denagn pertimbangan arsitektur. Hanya setelah arsitektur telah ditetapkan component-level issues harus dipertimbangkan.


2. Domain : Component level detail



Component level detail desain adalah suatu proses membangun, dimana membangun ini untuk merancang perangkat lunak, perangkat keras, dan pemilihan commercial-off-the-shelf [COTS] products.


Untuk pengembang software, ini adalah langkah dimana dokumentasi perangkat lunak sedang dipersiapkan untuk coding.
Untuk hardware, ini adalah langkah dimana logika skema, tata letak chip, dan pekerjaan yang sedang dipersiapkan untuk fabrikasi.


 
3. Domain : User Interface Design


User Interface Design memberikan suatu bentuk komunikasi antara penguna (user) dengan komputer. Bagaimana pengguna berinteraksi dengan komputer dengan menggunakan tampilan antar muka yang ada di layar komputer. Hal ini sangat penting karena akan berpengaruh pada user untuk mengunakan atau berkomunikasi dengan komputer. Jika suatu program susah untuk digunakan, maka hal ini akan memaksa user untuk melakukan suatu kesalahan saat mengunakan program tersebut.




Tiga hal perlu di perhatikan :
 
Dalam bukunya Interface Design, Theo Mandel menyebutkan tiga hal penting yaitu :

1.Tempatkan user sebagai kontrol
2.Mudahkan user untuk mengingat
3.Konsistensi antar muka


Ke tiga hal tersebut di atas adalah dasar untuk membuat suatu desain antar muka yang sangat prinsip, sehingga dapat digunakan sebagai panduan untuk membuat desain aplikasi/program.

1.Tempatkan user sebagai kontrol
Beberapa yang perlu dilakukan antara lain:
  • Definisikan interaksi yang tidak memaksa user untuk melakukan suatu aksi yang tidak perlu
  • Mendukung flexibilitas untuk berinteraksi
  • Memperbolehkan user untuk melakukan penghentian suatu aksi
  • Adanya interaksi secara langsung terkait dengan kemampuan user untuk mengatur bentuk interaksi sesuai dengan kebutuhannya
  • Sembunyikan interaksi yang berbau hal-hal teknis dari user biasa
  • Buatlah desain yang dapat berinteraksi langsung dengan obyek yang ada di layar monitor
2.Mudahkan user untuk mengingat
Hal-hal berikut untuk membantu user mengingat :
  • Gunakan hal-hal yang berarti secara standar
  • Definisikan suatu shortcut yang intuitif
  • Adanya visualisasi yang berdasarkan pada kondisi lapangan
3.Konsistensi antar muka
Bagaimana membuat antar muda yang konsisten :
  • Jagalah konsistensi di antara beberapa aplikasi/program yang sejenis
  • Bila suatu model desain antar muka pada aplikasi sebelumnya tidak bermasalah, janganlah melakukan perubahan kecuali user mengeluhkannya

written by Fajar Faturrochman & Tia Candrawati

0 komentar:

Posting Komentar